
Surga Bawah Tanah Gua Mabala Sabu Raijua
Gua Mabala Sabu Raijua
HARA KORE S.Pd
NIP. 197406132006042025
SMA NEGERI 1 SABU BARAT
Ketika menginjakkan
kaki di Kabupaten Sabu Raijua, Anda akan disambut dengan cuaca yang panas,
kering dan gersang. Kondisi geografis kabupaten Sabu Raijua memang demikian.
Namun, dibalik itu,
Kabupaten Sabu Raijua ternyata menyimpan pesona wisata yang begitu menakjubkan
dan sayang jika dilewatkan jika Anda berkunjung ke ‘Bumi Sejuta Lontar’.
Selain Kellaba Madja
dan Kampung Megalitikum Namata, Sabu Raijua juga mempunya salah satu destinasi
wisata unggulan yakni Gua Mabala.
Gua Mabala terletak
di Desa Emau, Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua. Jarak dari Kota
Seba, Ibu Kota Kabupaten Sabu Raijua ke Gua Mabala kurang lebih 11 kilometer
dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Setelah melewati
jalanan beraspal, kami melewati jalanan tanah yang jaraknya kurang lebih 3
kilometer untuk menuju ke Gua Mabala. Sayangnya, akses jalan menuju Gua Mabala
ini bisa dibilang cukup parah karena setelah melewati jalanan tanah, kami harus
melewati jalan bebatuan. Ada jalan rabat tapi dibuat khusus untuk pejalan kaki
dan kendaraan roda dua.
Setibanya di mulut
gua, Tampak beberapa lopo yang dibangun, namun beberapa di antaranya tumbang
akibat dihantam badai seroja beberapa waktu lalu. Adapun anak tangga yang
terbuat dari kayu. Untuk masuk ke dalam gua, kita harus menuruni tangga itu.
Ada dua buah gua yang
berada di dalam tanah. Gua pertama yakni gua yang tepat berada di pintu masuk
sebelah kanan setelah menuruni anak tangga. Namun, gua itu dilarang bagi
pengunjung. Menurut cerita, di dalam gua itu ada beberapa ular yang berukuran
besar. Sebelum masuk, para
pengunjung harus memberikan uang, sirih pinang atau rokok di sebuah tempat yang
disediakan.
Gua Mabala berbentuk
memanjang dan berada di bawah tanah. Di atap gua, terdapat beberapa lubang.
Sinar matahari terpancar masuk hingga ke dalam gua dari lubang itu. Sungguh
menakjubkan. Sinar matahari menembus melalui lubang-lubang di atap gua.
Awalnya terasa aura
mistis dan mencekam. Mungkin karena baru pertama menginjakkan kaki di Gua
Mabala. Di sekeliling gua,
terdapat akar-akar pohon besar yang tumbuh di atas mulut gua.
Disisi gua tampak
bebatuan yang berwarna putih dan terdapat tiga buah batu yang berdiri sejajar.
Batu itu dipercaya sebagai lumbung makanan untuk Mabala selama persembunyian di
gua itu.
Menurut cerita Maria
Imakulata Ice Pau, salah satu penjaga Gua Mabala yang merupakan keturunan
langsung Mabala, Gua Mabala mulai dibuka untuk umum dan dijadikan tempat wisata
pada tahun 2018. Sejak dibuka pada
tahun 2018 lalu, para pengunjung mulai berdatangan untuk melihat keindahan Gua
Mabala.
“Sebelum ada covid
ini, setiap harinya itu ramai, sekarang tidak setiap hari lagi, palingan dalam
satu minggu itu hanya satu dua hari saja yang ada pengunjung. Kalau ramai,
ruangan gua ini bisa penuh,” ujarnya.
Sebelum pandemi, di
sekitar gua terdapat beberapa warga yang berjualan. Namun saat kami berkunjung,
penjual-penjual itu tidak terlihat karena sepi pengunjung selama masa pandemi
membuat mereka enggan berjualan.
bagi masyarakat
setempat, Gua Mabala dianggap sebagai tempat sakral. Keunikan Gua Mabala yakni cahaya
matahari yang masuk melalui lubang gua pada saat ritual ada berlangsung.
Sayangnya, saat berkunjung, ritual adat di Gua Mabala telah dilakukan beberapa
bulan sebelumnya.
ada beberapa anak
muda desa yang bertugas untuk menyambut para pengunjung. Selain beberapa lopo,
disiapkan selendang dan juga sarung adat Sabu Raijua yang disewakan dengan
harga mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000 atau tergantung kesediaan para
pengunjung.
Selain itu, ada
pertunjukan musik tradisional oleh masyarakat setempat.
Sebelum keluar dari
mulut Gua Mabala, para pengunjung diwajibkan untuk membasahkan tangan dengan
air yang keluar sebuah batu berlubang di salah satu sudut gua.
Terkait akses jalan menuju gua yang belum memadai masyarakat berharap pemerintah setempat untuk segera memperbaiki karena mengingat Gua Mabala kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sabu Raijua.
Sumber: Tokoh Masyarakat dan dokumentasi pribadi