
EKSOTISNYA FULAN FEHAN SERASA BERADA DI SWISS
EKSOTISNYA
FULAN FEHAN, SERASA BERADA DI SWISS”
Nonce
Debora Adonis, S.Pd.Gr
NIP.
199011282019032005
SMAN
NEGERI 1 SABU BARAT
Dari kejauhan, tampak bukit
menjulang tinggi berselimutkan awan di ujung batas Kabupaten Belu. Tersaji
keindahan alam yang memukau mata, sambil menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan di
Ujung perbatasan. Semakin ke puncak, semakin memanjakan mata. Melewati barisan
bukit , tampak dari kejauhan hamparan padang Sabana yang luas, berhiaskan
ternak kuda dan sapi yang beradu mulut dengan rumput hijau sebagai makanannya.
Di sebelah hamparan bukit yang
luas terdapat tebing, yang membuat kita bak berada di negeri Eropa. Inilah Fulan Fehan,
negeri di atas awan yang menjadi salah
satu objek wisata hits saat ini di semua kalangan, terutama kaum milenial yang
melek teknologi. Yah, melalui promosi media menjadikan Fulan Fehan sebagai
destinasi wisata incaran saat liburan, apalagi Fulan Fehan dinobatkan sebagai
juara Pertama Anugrah Pesona Indonesia Tahun 2020 kategori Destinasi Dataran
Tinggi. Tidak heran jika liburan tiba, Fulan Fehan masuk dalam list objek wisata yang wajib dikunjungi.
Fulan Fehan merupakan sebuah
dataran tinggi unik berupa lembah terletak di kaki Gunung Lakaan, Desa Dirun
Kecamatan Lamaknen sekitar 26 km dari Atambua Ibukota Kabupaten Belu. Dengan
akses jalan yang memadai perjalanan bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dari Atambua.
Terdapat barisan bukit di antara hutan menuju puncak. Dingin yang menyejukan
membuat betah, ingin berlama-lama di sana. Dari
puncak bukit Fulan Fehan, kita bisa melihat dari kejauhan daerah
kabupaten TTS, TTU, Malaka, dan tentu saja Negara tetangga Timor Leste. Tempat ini bak surga tersembunyi, yang menjadi
titik pertemuan antara dua bangsa yang dulu pernah bersatu di Ibu Pertiwi.
Fulan Fehan pernah menjadi lokasi
syuting Film Rumah Merah Putih garapan Alenia Pictures. “Eksotis itulah salah
satu dari ribuan kata indah yang dapat menggambarkan sabana yang luas.
Kecantikan nan misterius mengundang banyak teka teki bagi pencinta
lorong-lorong indah negeri,”tulis Siti Atika Haris di kumparan.com.
Di Fulan Fehan terdapat Ranu Hitu,
atau warga local menyebutnya Benteng Lapis Tujuh, berbentuk lingkaran
berlapis-lapis yang tersusun oleh tembok batuan karang. Menurut warga setempat,
benteng ini merupakan benteng perang tradisional ketika pada zaman dahulu ketika terjadi perang antarsuku di di pedalaman
Timor.
Momen mengunjungi Fulan Fehan tidak disia-siakan
pengunjung untuk mengabadikannya. Kuda dan selimut khas Belu disewakan warga
local kepada pengunjung untuk melengkapi keperluan dokumentasi. Jika pengunjung
ingin menghabiskan malam di sana, tersedia tempat penginapan khas rumah adat
suku Tetun yang disewakan. Karena banyaknya pengunjung di sana, untuk mengambil
foto saja harus mengantri.
Tak perlu jauh-jauh ke luar NTT.
Fulan Fehan sangat direkomendasikan sebagai tempat liburan yang eksotis bagi
yang ingin healing ala-ala liburan di
Swiss atau New Zealand. Dijamin sajian panorama indah nan sejuk menyegarkan
mata dan sejenak melupakan rutinitas yang menguras energi. Siapapun yang
menginjakkan kaki di Fulan Fehan akan berdecak kagum, yah, terpesona.
Buah mangga buah pisang
Bolehlah dibawa pulang
Jalan-jalan ke Fulan Fehan
Jangan sampai lupa pulang
Sekian artikel singkat tentang
Fulan Fehan, semoga bermanfaat.
#nttbangkit #nttsejahtera
#dinaspkntt #retorasipendidikan
#hardiknas2022#ayomenulis
#lestaribudayantt
#majupariwisatantt
#smansasabubarat